Senin, 19 Desember 2011

Guru SMKN Tegal Ciptakan Robot Pembatik



Metrotvnews.com, Tegal: Agus Martoyo, guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tegal, Jawa Tengah, berhasil menciptakan robot pembatik. Robot mampu mempercepat proses pembuatan pola batik tulis dengan hasil produksi lebih tinggi dibanding proses manual.



"Robot itu kami namakan Robotika Machine 7NG-1110. Ini kami buat untuk mempercepat proses membuat pola secara langsung di atas kain tanpa menggunakan alat gambar manual," kata guru mata pelajaran Elektronika dan Mesin itu di Alun-alun Kota Tegal, Ahad (18/12).

Agus mengatakan, ide menciptakan robot batik datang dari keluhan sejumlah pengusaha batik tulis yang kesulitan membuat pola. "Saya kerap mendengar keluhan sejumlah pengusaha batik tulis yang kesulitan membuat pola, terutama saat permintaan pasar tinggi, waktu terbatas, dan tenaga pembatik kurang," katanya.

Menurut dia, untuk membantu memecahkan keluhan para pengusaha batik tersebut, pada Juni 2011 ia mulai merancang dan merakit sejumlah komponen elektronika hingga menjadi sebuah mesin batik, bahkan proses pembuatan robot hanya memakan waktu sekitar satu bulan.

"Robot tersebut mampu membuat pola dalam waktu tiga jam atau lebih cepat dari cara manual yang dapat memakan waktu hingga tiga minggu," ujarnya.

Ia menjelaskan, alat tersebut terdiri atas mesin komputer dilengkapi dengan basis vektor dan basis komputer "idea manufacturer" serta sebuah mesin yang berfungsi untuk mengaplikasikan pola batik seperti yang tertera di layar komputer ke lembaran kain, setelah pola terbentuk dibutuhkan software corel draw untuk mempermudah file yang akan dimasukan ke mesin tulis.

"Mesin itu juga dilengkapi dengan tempat untuk menampung cairan malam dengan berat anatara 10-15 gram, sehingga saat mesin dioperasikan maka cairan malam tersebut secara otomatis akan membentuk pola batik dalam kain yang terbentang dengan lebar maksimal 120x150 sentimeter," katanya.

Alat berdaya listrik 300 watt dan sistem operasinya dikendalikan melalui komputer tersebut, kata dia, cara kerjanya mirip mesin bordir dan telah diujicobakan oleh sejumlah pengusaha batik di Kota Tegal dan sekitarnya, bahkan rencananya akan dijual seharga Rp40 juta per unit.

"Sementara ini hanya satu unit robot batik yang saya ciptakan dan digunakan untuk pelatihan para siswa. Bahkan akan dikembangkan lagi agar lebih canggih dan dapat menjawab kebutuhan dunia usaha oleh para siswa saya," katanya.

Menurut dia, secara keseluruhan robot tersebut telah berfungsi sesuai harapan. Tapi masih ada sejumlah kekurangannya antara lain pada tahap penerapan perangkat lunak, sehingga diharapkan para siswa dapat mengembangkan robot tersebut agar lebih canggih.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Lukmansyah (27), mengaku tertarik melihat mengamati robot batik tersebut, karena cara kerjanya yang cepat, praktis, serta menghemat waktu pembuatan pola batik.

Menurut perajin batik asal Pemalang tersebut, selama ini pembuatan pola batik tulis memakan waktu sekitar 15-20 hari karena butuh kecermatan dan ketelitian pada setiap torehan cairan malam yang nantinya akan digambar kembali dengan tangan manusia sesuai corak yang diinginkan.

"Meskipun proses pewarnaan hingga coletan pada kain batik tetap harus manual, namun dengan adanya mesin pola tersebut akan lebih memudahkan pembatik karena tidak perlu lagi berhari-hari menggambar pola batik secara manual pada kain," katanya.(Ant/ICH)